Kamis, 10 Januari 2013

PEMBIBITAN SAPI PERAH DI SATKER PAGERKUKUH

Update Tanggal : 17-Oct-2011, 17:22:36
PEMBIBITAN SAPI PERAH DI SATKER PAGERKUKUH Jenis Artikel : Budidaya Ternak
by : http://www.deptan.go.id/dinakkeswan_jateng/detaildata.php?id=2




PENDAHULUAN

Saat ini di negara kita terjadi kesenjangan yang cukup besar antara permintaan susu dan ketersediaannya. Salah satu faktor penyebabnya adalah ternak sapi perah yang dimiliki peternak kita terbatas kualitasnya. Guna mendukung ketersediaan bibit sapi perah yang berkualitas di Jawa Tengah, maka Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan mendirikan Satuan Kerja (Satker) Pembibitan Sapi Perah Pagerkukuh yang berlokasi di Wonosobo. Satker ini di bawah koordinasi Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Ruminansia sebagai salah satu Balai Teknis di naungan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jawa Tengah.

SATUAN KERJA PAGERKUKUH

Lokasi : Desa Pagerkukuh Kec. Kota Kab. Wonosobo
Sarana Prasarana :
  • Bangunan kantor, rumah dinas, ruang pertemuan.
  • Kandang induk, dara, pedet.
  • Instalasi air dengan pompa.
  • Instalasi Penampung dan Pengolahan limbah feses.
  • Mini Milk Cooling.
  • Kebun Rumut.
Sumber Daya Manusia : PNS dan Honor
Populasi Ternak (PFH)  : 30 ekor.

SUMBER BIBIT

Bibit diperoleh dengan cara :
  • Pengadaan langsung induk bibit (berasal dari peternak rakyat, pasar, atau pembibit swasta) dengan  cara pembelian melalui penjaringan. Syaratnya : memiliki rekord produksi susu, diperbaiki performans dan kondisi reproduksinya.
  • Pembesaran dari pedet betina yang dihasilkan, melalui seleksi keturunan induk betina yang diperoleh dengan perkawinan IB
RANSUM DAN KOMPOSISI PAKAN

Ransum pakan yang diberikan berasal dari :
  1. Hijauan (rumput unggul) dan jerami olahan.
  2. Konsentrat Ruminansia, ampas tahu, dan ampas kecap.
  3. Suplemen ruminansia (multivitamin, mineral, MCR)
Komposisi pakan yang diberikan adalah :
  1. Hijauan : 10 % bobot badan (+  30-40 kg/ek/hr)
  2. Konsentrat : +  1 - 2 % bobot badan (+ 3 - 5 kg/ek/hr)
  3. Ampas Tahu / kecap : +  5 - 10 kg/ek/hr (insidential)
  4. Multivit / mineral : + 10 - 30 gr/ek/hr ( kondisional)
MANAGEMEN KANDANG

Ada beberapa jenis kandang untuk pembibitan sapi perah di Satker Pagerkukuh. Kandang Induk baik saat bunting, laktasi, induk siap kawin maupun kering masih bersatu, hanya saja dikelompokkan sesuai dengan kondisi masing-masing ternak, sehingga setiap saat dilakukan pergeseran tempat ternak dalam satu kandang. Kandang Induk berkapasita + 50 ekor sedangkan sapi dara dipisahkan dari kelompok induk dan ditempatkkan dalam kandang tersendiri dengan kapasitas + 25 ekor. Untuk pedet yang beru lahir segera dipisahkan dari induknya dan ditempatkan dalam kandang khusus pedet yang berkapasitas + 10 ekor dalam kandang bersekat individu dengan luas + 3 - 5 m2/ekor.

REPRODUKSI

Mengidentifikasi ternak yang dipelihara, sejak pedet ataupun sejak tiba di kandang apabila ternak tersebut merupakan ternak bibit hasil pengadaan/pembelian. Mengelompokkan populasi ternak sesuai tahapan perkembangan dan status reproduksi ternak (dara, dara siap kawin dan induk siap kawin, induk telah kawin, induk bunting, induk menyusui). Mengamati, memonitor, mencatat (record) secara cermat dan kontinyu setiap hari bila ada gejala birahi atau perilaku reproduksi lain yang timbul pada setiap individu ternak.
Memberi perhatian dan tindak lanjut segera dari hasil pengamatan perilaku reproduksi (IB, PKb, ATR, persiapan partus/kelahiran, dll) terhadap ternak.
Untuk ternak yang mengalami gangguan reproduksi maka dilakukan beberapa cara :
  • Exercise
  • Perbaikan nilai kondisi badan (BCS = Body Condition Score) secara proporsional.
  • Peningkatan nilai gizi pakan (vitamin/mineral)
  • Entiseptik.
  • Pemberian hormon reproduksi.
Untuk meningkatkan kualitas genetik ternak yang dihasilkan, maka di Satker Pagerkukuh diterapkan IB dengan frosen semen unggul dan aplikasi teknologi Embrio Transfer (ET). Dengan manajemen reproduksi diterapkan selama ini, sementara ini pencapaian kelahiran pedet pertahunnya dicapai + 35-40% dari populasi induk produktif. Guna mempertahankan produktifitas susu harian dan kegiatan perencanaan replacemen ternak induk, maka jadwal perkawinan diatur sedemikian rupa sehingga jumlah induk laktasi berkisar antara 60-70% dari populasi.

Dari faktor kondisi alat reproduksi, pengafkiran ternak induk dilakukan apabila ternak tersebut telah berusia + 7-8 tahun, sehingga untuk tujuan replacemen induk maka jumlah pedhet betina yang dilahirkan (+ 5 ekor per tahun) seluruhnya akan dibesarkan untuk dijadikan calon induk. Sedang pedhet jantan yang dihasilkan (diperkirakan + 6 ekor per tahun) seluruhnya akan dibesarkan sampai berumur 6-8 bulan untuk kemudian dijual sebagai ternak bibit jantan.

Pemisahan pedhet dari induknya dilakukan setelah pedhet berumur 7 hari, namun demikian pemberian air susu terhadap pedhet tetap dilakukan hingga berumur 3 bulan yaitu saat penyapihan pedhet).

Perkawinan IB untuk induk setelah melahirkan ditargetkan dilakukan saat pedhet berumur + 42 s.d 90 hari dengan toleransi IB ulang sebanyak 2 kali, sehingga diharapkan  dicapai calving interval (waktu selang kelahiran pedhet) 13 bulan.

TERNAK SEHAT

Guna mempermudah pengelolaan pemeliharaan ternak, populasi ternak dikelompokkan dan ditempatkan pada kandang yang sesuai status kesehatannya, seperti misalnya kandang kelahiran, kandang pemerahan, dan karantina.

Setiap ternak baru ditempatkan di kandang karantina selama 1-2 bulan untuk adaptasi tempat, pengamatan kesehatan, peningkatan stamina dan perbaikan performans. Dilakukan pengamatan terhadap kondisi kesehatan ternak setiap hari. Pemberian vitamin, anti cacing dan vaksin secara periodik, yaitu vitamin setiap bulan, anti cacing setiap 3 bulan, dan vaksin sesuai kebutuhan.

Guna menjaga kesehatan induk dan calon pedhet yang dilahirkan terhadap induk yang menjelang melahirkan (pra-partus) diberi pakan dengan nutrisi khusus, vitamin E dan suplai cairan calsium (terutama untuk induk berproduksi tinggi) serta exercise.

PRODUKSI & PEMASARAN

Pembibitan di Satker Pagerkukuh menghasilkan produk pokok berupa Sapi Perah bibit dan air susu sapi serta produk sampingan berupa sapi dewasa afkir, susu segar/pasteurisasi dan pupuk kandang.

Produk susu segar, susu terpasteurisasi dapat dibeli langsung di lokasi setiap hari. Berhubung produk sapi bibit atau afkir populasinya terbatas, maka masyarakat yang ingin memperolehnya harus melalui pemesanan dan penawaran lebih dulu, mengingat penjualan untuk produk ini diatur melalui panitia khusus penjualan yang ditetapkan Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Ruminansia.


ANDA BERMINAT....??